Jika Orang Terasing Mati....Kehidupan didunia adalah sementara,berbagai persoalan selalu dihadapi, kadangkala kan membawa kepada kebaikan, baik didunia maupun kebaikan diakhirat, namun kadang kala juga akan membawa berbagai kesusahan baik didunia maupun akhirat.sebagaimana kisah seorang yang durhaka dan fasik......
Dahulu kala , hidup seorang laki-laki durhaka dan
fasik dari bani Israil. Penduduk sekitar dimana ia tinggal mengusir lelaki itu
agar meninggalkan desa, mereka khawatir dan tidak ingin ikut-ikutan terseret
karena kedurhakaan laki-laki itu Allah menurunkan wahyuNya kedapa Musa AS,
mengabarkan perihal di atas. Musa mendatangi lelaki itu dan juga turut
mengusirnya dari desa tersebut. Laki-laki durhaka itupun angkat kaki dari
desanya. Ia pindah ke desa lain, dekat desa tempat ia tinggal sebelumnya. Allah
mewahyukan lagi kepada Musa dan Musa mengusir laki-laki itu dari desa tadi.
Akhirnya, laki-laki itu keluar lagi dari
desa tersebut dan berjalan tak tentu arah. Ia kemudian memutuskan untuk pergi
saja ke sebuah gurun gersang. Disana tidak ada orang tinggal, sehingga tidak
mungkin ia diusir lagi dari situ. Ditempat ini, ia jatuh sakit, Ia tergeletak
tak berdaya di atas pasir panas.
Penderitaan memang tak tertahankan lagi
baginya. Ia mengeluh meratapi nasibnya itu.
"Wahai Tuhan!, andaikata aku dalam
pangkuan ibu, maka pastilah ia menyayangiku, ia akan menangisi atas kehinaanku
ini.
Andaikata ayahku di sisiku, pastilah ia
akan menolongku, memandikanku, mengkafaniku. Andaikata istriku ada di sisiku,
pastilah ia menangisi kepergianku.
Andaikata anak-anakku ada disini, pastilah
mereka akan menangisi dibelakangku dan berdoa: ' Ya Allah, ampunilah orangtuaku
yang asing, lemah,suka maksiat, fasik yang di usir dari satu tempat ke tempat
lainnya, sehingga terdampat di gurun yang gersang ini. Ia mati menuju akhirat
dalam keadaan putus asa kepada semuanya, kecuali kepada rahmat Allah'
Ya, Allah. Jika Engkau putuskan aku dari
ibuku,anak-anakku,istriku, maka jangan Engkau putuskan aku dari rahmatMU.
Hatiku terbakar karena berpisah dari mereka, maka jangn Engkau bakar aku dengan
api MU karena maksiatku."
Allah kemudian mengirim bidadari-bidadari
yang menyerupai ibunya, isterinya, dan anak-anaknya. Juga Allah mengirim
malaikat yang menyerupai ayahnya. Mereka semua duduk mengelilingi laki-laki itu
dan meratapinya. Lelaki itu menjadi tenang, karena seakan-akan ia dikelilingi
oleh ibunya, isterinya, anak-anaknya dan ayahnya.
"Ya Allah. Jangan Engkau putuskan aku
dari rahmatMu. Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Kemudian, lelaki itu wafat dengan tenanya,
Ia menghadap Allah dalam keadaan bersih karena dosannya terampuni. Allah
menurunkan wahyu kepada Musa. "Hai Musa. Pergilah ke gurun. Disana ada
salah seorang waliKU wafat. Mandikan, kafani, shalati dia"
Musa segera datang ketempat yang dimaksud.
Betapa kagetnya ia menemukan orang yang disebut Allah sebagai waliNya itu
adalah lelaki yang ia usir justru atas
suruhan Allah sendiri. Musa melihat ada bidadari di sisi mayat lelaki itu,
sedang menangisinya.\
"Wahai Tuhan, Bukankah ini pemuda
fasik yang kuusir atas perintahMU?"
"Benar, ya Musa. Aku merahmatinya. Aku
ampuni dosanya karena keluhnya waktu sakit, yaitu karena perpisahaannya dengan
kampung halamannya, orang tuanya, anak-anaknya dan isterinya. Kukirim bidadari
yang menyerupai ibunya, dan malaikat yang menyerupai ayahnya. Juga karena
rahmatKu, dimana ia telah terhina dalam keasingannya. Jika orang terasing mati,
menangislah penghuni bumi dan langit karena rasa kasihan, Bagaimana aku tidak
kasihan padanya? Aku adalah zat yang Maha Kasih Maha Sayang".
Post a Comment Blogger Facebook