Perilakuseksual Remaja adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik
dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat
beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan,
bercumbu dan senggama. Obyek seksual dapat berupa orang, baik sejenis maupun
lawan jenis, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Sebagian tingkah laku ini
memang tidak memiliki dampak, terutama bila tidak menimbulkan dampak fisik bagi
orang yang bersangkutan atau lingkungan sosial. Tetapi sebagian perilaku
seksual (yang dilakukan sebelum waktunya) justru dapat memiliki dampak
psikologis yang sangat serius, seperti rasa bersalah, depresi, marah, dan
agresi.
Sementara
akibat psikososial yang timbul akibat perilaku seksual antara lain adalah
ketegangan mental dan kebingungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah,
misalnya pada kasus remaja yang hamil di luar nikah. Belum lagi tekanan dari
masyarakat yang mencela dan menolak
keadaan tersebut. Selain itu resiko yang lain adalah terganggunya kesehatan
yang bersangkutan, resiko kelainan janin dan tingkat kematian bayi yang tinggi.
Disamping itu tingkat putus sekolah remaja hamil juga sangat tinggi, hal ini
disebabkan rasa malu remaja dan penolakan sekolah menerima kenyataan adanya
murid yang hamil diluar nikah. Masalah ekonomi juga akan membuat permasalahan
ini menjadi semakin rumit dan kompleks.
Berbagai
perilaku seksual pada remaja yang belum saatnya untuk melakukan hubungan
seksual secara wajar antara lain dikenal sebagai :
Masturbasiatau onani yaitu suatu kebiasaan buruk berupa manipulasi terhadap alat genital
dalam rangka menyalurkan hasrat seksual untuk pemenuhan kenikmatan yang
seringkali menimbulkan goncangan pribadi dan emosi.
Berpacaran
dengan berbagai perilaku seksual yang ringan seperti sentuhan, pegangan tangan
sampai pada ciuman dan sentuhan-sentuhan seks yang pada dasarnya adalah
keinginan untuk menikmati dan memuaskan dorongan seksual.
Berbagai
kegiatan yang mengarah pada pemuasan dorongan seksual yang pada dasarnya
menunjukan tidak berhasilnya seseorang dalam mengendalikannya atau kegagalan
untuk mengalihkan dorongan tersebut ke kegiatan lain yang sebenarnya masih
dapat dikerjakan.
Dorongan
atau hasrat untuk melakukan hubungan seksual selalu muncul pada remaja, oleh
karena itu bila tidak ada penyaluran yang sesuai (menikah) maka harus dilakukan
usaha untuk memberi pengertian dan pengetahuan mengenai hal tersebut.
Adapun
faktor-faktor yang dianggap berperan dalam munculnya permasalahan seksual pada
remaja, menurut Sarlito W. Sarwono
(Psikologi Remaja,1994) adalah sebagai berikut :
Perubahan-perubahan
hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja. Peningkatan hormon ini
menyebabkan remaja membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku tertentu
Penyaluran
tersebut tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan,
baik secara hukum oleh karena adanya undang-undang tentang perkawinan, maupun
karena norma sosial yang semakin lama semakin menuntut persyaratan yang terus
meningkat untuk perkawinan (pendidikan, pekerjaan, persiapan mental dan lain-lain)
Norma-norma
agama yang berlaku, dimana seseorang dilarang untuk melakukan hubungan seksual
sebelum menikah. Untuk remaja yang tidak dapat menahan diri memiliki
kecenderungan untuk melanggar hal-hal tersebut.
Kecenderungan
pelanggaran makin meningkat karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan
melalui media masa yang dengan teknologi yang canggih (cth: VCD, buku
stensilan, Photo, majalah, internet, dan lain-lain) menjadi tidak terbendung
lagi. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan
meniru apa dilihat atau didengar dari media massa, karena pada umumnya mereka
belum pernah mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orangtuanya.
Orangtua
sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukan
pembicaraan mengenai seks dengan anak, menjadikan mereka tidak terbuka pada
anak, bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah ini.
Adanya
kecenderungan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat, sebagai
akibat berkembangnya peran dan pendidikan wanita, sehingga kedudukan wanita
semakin sejajar dengan pria.
Post a Comment Blogger Facebook